NOTE: CERITA INI FAKTA REAL DARI SAHABAT TS KUTILKUDA. MORE INFORMATION DM AJA.
Selamat pagi, siang , sore dan malam temen-temen kaskusers. Sudah beberapa hari ini TS kutilkuda tidak berbagi curhat kembali. Kebetulan kemarin ane lagi nongkrong sama sahabat lama ane yang baru selesai masa karantina karena pulang kampung dari luar pulau. Cerita punya cerita, sambil duduk duduk di depan rumah ane, akhirnya sesi curhat dimulai. Dan kisahnya akan ane tulis di thread ini. Kasih masukan dan saran juga boleh. Kasih cendol ya gan...
Kupergoki Istriku Selingkuh Hingga 5 kali
Selama ini selingkuh selalu diidentikkan dengan pria yang tidak setia dan wanita penggoda yang merusak rumah tangga orang. Tetapi kenyataannya, selingkuh itu tidak memandang jenis kelamin. Ini semua berhubungan dengan watak dan sifat karakter manusia yang tidak setia.
Selama ini, pria selalu disalahkan. Saat pria memboncengkan wanita lain saja, pria langsung dihujat habis-habisan, dikira pria gatal, pria tidak setia, dan sebagainya. Tetapi saat wanita selingkuh, siapa yang disalahkan? PRIA LAGI.. Dianggap pria tidak bisa membahagiakan, pria nya yang tidak bertanggung jawab. Wanita dianggap sebagai manusia suci dan selalu benar. Tapi ingat.... TIDAK SEMUA. Tidak semua pria itu brengsek, dan tidak semua wanita itu suci dalam tingkah lakunya.
Seperti pengalaman hidupku ini. Aku ini seorang sampah masyarakat, kenapa? Karena aku ini telah gagal dalam membina rumah tanggaku. Aku sebagai pria, akulah yang salah. Aku sudah salah karena tidak bisa mendidik istriku.. PUAS KAN kalau sudah mengakui bahwa pria salah?
Tetapi Tuhan itu tidak tidur, mata-Nya melihat setiap tingkah laku umat-Nya. Mau itu pria atau wanita. Termasuk aku dan istriku. Saat ini istriku telah berselingkuh. Aku sudah memergokinya hingga 5 kali dan dengan 5 pria berbeda dalam masa waktu selama 4 tahun. Kali ini aku akan mengisahkan bagaiamana awal semua terjadi dan saat aku memergoki istriku selingkuh untuk pertama kalinya.
Namaku Yohan, umurku saat aku menuliskan cerita ini sekitar 35 tahun. Saat ini aku sedang mengalami suatu problem yang belum ada jalan keluarnya. Aku akan ceritakan kronologi dari awal, agar bisa menjadi pelajaran bagi kalian, khususnya yang sudah berumah tangga atau menjalin relasi, agar kalian lebih setia dan tidak mempermainkan ikatan tali cinta suci.
Delapan tahun lalu, aku memutuskan untuk menikahi istriku. Ia bernama Ratih. umurnya saat itu 25 tahun, dan aku 27 tahun. Aku bekerja di sebuah perusahaan sebagai HRGA, jarak kerja dari rumah ke kantorku tidak terlalu jauh, cukup memakan 20 menit menggunakan motor. Istriku bekerja di pabrik, ia lulusan SMK, sehingga ia ditempatkan sebagai karyawan produksi.
Aku dan Ratih menjalani awal awal pernikahan kami dengan bahagia. Kusematkan cincin emas dengan mata biru sesuai warna kesukaannya dalam pernikahan suci. Aku berusaha menjadi suami yang bertanggung jawab. Aku bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 6 petang. Sepulang kerja, aku mandi, bersih-bersih rumah, mencuci baju dan bersantai. Istriku biasanya membuatkan kopi, menstrika, memasak, dan bersama-sama bersihkan rumah. Setelah usai semua, kami akan bercengkerama dan bermesraan layaknya suami istri sambil menonton tv atau bermain game bersama. Itulah rutinitas kami selama 2 tahun pernikahan kami.
Tetapi hal aneh mulai terjadi di memasuki usia pernikahan ke tiga. Disaat aku berusia 30 tahun, ia 28 tahun dan kami belum memiliki keturunan. Karena Ratih tidak ingin memiliki anak terlebih dahulu. Alasannya karena ia masih ingin sibuk bekerja. Hal inilah yang membuatku bertanya-tanya. Selama 2 tahun menikah, ia tidak mau memiliki anak, sekarang tahun ketiga masih tidak mau. Tetapi tidak mengapa. Cintaku untuknya tidak pernah padam sedikitpun.
Suatu pagi, jam 4.30 pagi, ada sms masuk di hp istriku. Saat itu ia memiliki hp nokia lama khusus sms dan telpon. Karena istriku masih tidur, aku yang membuka hp istriku. Pengirim bernama RM, berkata: Sudah bangun yang?
Seketika rasa curiga dan cemburu merasuki pikiranku. Aku bangunkan istriku, dan kutanyakan dengan jelas siapa RM. Ia menjawab, "ya ampun itu Rima. Mbak RIma teman kerja ku, biasalah mas kan kalau grup geng cewek kan manggil temennya yang, beb, ayang.."
Aku mereda kembali. Oh ternyata aku hanya curiga dan cemburu.
Tetapi rasa curiga kembali mengintai. Ratih mulai tidak melakukan hal-hal yang biasanya ia lakukan untukku. Ia tidak lagi membuatkan kopi, ia tidak lagi membantu bersih-bersih rumah, pekerjaan rumah mulai terbengkalai. Aku berpikir, oh mungkin istriku capek. Sebagai suami, aku mencoba memahami apa yang menjadi beban istriku. Jadi kukerjakan saja pekerjaan rumah.
Hal ini berjalan selama 5 bulan. Lalu gejala selanjutnya muncul. Ia mulai tidak lagi dekat denganku. Dia lebih suka menyendiri, asyik dengan handphonenya dan handphonenya di password lock sehingga aku suaminya saja tidak tahu isi handphonenya. Begitupun dalam hal keuangan. Aku setiap kali gajian, slip dan gaji kuserahkan semuanya. Aku diberi jatah uang saku olehnya. Tetapi gajinya dia sama sekali tidak pernah kusentuh dan kuketahui.
Aku pernah sesekali menanyakan kepada istriku, bagaimana gajinya. Ia berkata," sudah mas gak usah mikir keuangan, semua aku yang pikirkan, mas kerja aja. yang penting cukup, ada tabungan". Aku lalu berpikir agar istriku bahagia. Aku belikan perhiasan baginya. Cincin, kalung, gelang emas agar menjadi tabungan dan kebahagian baginya. Tetapi setiap sebulan setelah kuberikan, ia selalu menjualnya. Dengan alasan untuk tabungan masa depan.
Setelah setahun berlalu, kecurigaan muncul kembali. Ia semakin sering marah dan tidak nyambung bila diajak bicara. Ia selalu salah paham dan berakhir bertengkar. Saat bertengkar siapa yang disalahkan? ya suami lagi. siapa yang minta maaf dahulu? ya suami lagi. Dan semua nya makin tidak beraturan. Ia tidak lagi mengurus rumah, sibuk bekerja katanya, kalau dirumah menjauhiku dan sibuk dengan hp nya, lalu sering marah-marah hanya karena hal kecil.
Kecurigaanku semakin menguat, saat kudengarkan ia bertelpon mesra dengan pria. Gaya bicaranya sudah seperti gadis remaja yang sedang pacaran. Seolah-olah masih single saja. Ku tahan emosi. Kubiarkan hingga selesai. Setelah selesai kutanyakan siapa dan bicara apa mereka. Respon Ratih malah marah besar, menyalahkanku, dan pergi ke kamar. Aku tidak boleh masuk kamar. Benar-benar toxic ini.
Suatu saat aku bertemu dengan sahabatku yang bekerja satu pabrik dengan istriku. Aku meminta dia memata-matai istriku. Aku benar-benar curiga. Temanku ini mencari tahu apa yang sebenarnya Ratih sembunyikan. Dan benar, ia selingkuh dengan teman kerjanya. Nama pria itu adalah Reymond. "Oh.. Jadi RM itu Reymond buka RIMA.. bodohnya aku". Aku dan sahabatku terus kumpulkan bukti.
Suatu saat, aku sedang bekerja dan temanku menelponku. "Bro, cepet kesini, aku lihat istrimu sama bajingan remon itu.. cepet". Mendapat kabar itu, aku langsung menemui temanku. Aku ijin keluar kantor ada urusan keluarga alasannya. Benar saja, aku lihat mereka berdua bermesraan di cafe, aku diam diam mengintai dari pinggir jalan. Lalu mereka berdua pergi ke sebuah hotel.
"Fix, zinah mereka.. ikuti yo Bro..", pinta temanku. Kami terus mengintai. Saat mereka masuk kamar, aku dan temanku tunggu di lobi depan. Kami sengaja tunggu sampai selesai. Biarkan mereka puas berzinah. Setelah keluar dari hotel, aku temui mereka.
"Sudah selesai kelon nya?", sindirku sambil menemui mereka. Amarahku sudah benar-benar memuncak. Istriku panik, malu, menunduk saja. "Mana KTP mu cok?", tanyaku dengan tegas. Ia menyerahkan KTPnya. Raymond. Setelah KTP ku pegang, didepan orang banyak, dilobi hotel, kudaratkan bogem mentah di hidung nya hingga mengalir darah segar dari mukanya.
Ratih coba melerai dan temanku menahanku agar aku tidak lepas kendali. "kutunggu kamu dirumah wanita yang sudah kau jilat dan kau habiskan itu..!!" Lalu temanku menarikku pergi sambil membawa ktp pria iblis itu. Setelah malam itu, Ratih tidak pulang selama 3 hari. Ku cari di rumah orang tuanya, disana tidak ada. Dan kutanyakan pada teman-temanku yang tinggal di kelurahan si Reymond. Benar, Ratih disana bersama pria itu.
Setelah 3 hari, Reymon datang dengan dua polisi. Seolah-olah membawa pembela yang siap menerkamku.
"Mas, aku mau bayar denda", ucap Raymond.
Aku marah seketika, ku gebrak meja dan berdiri. Dipikir istriku pramuria? sampai sampai bayar denda. Coba kalian pikirkan, ia menyerahkan 1 juta dan berkata uang denda atas berzinah dengan istriku. Kalau aku mau dan terima, sama saja aku menjual istriku!!!! Benar-benar iblis mereka. Perangkat kelurahan pun datang karena aku marah besar, dan akhirnya orang itu membuat pernyataan penyesalan pada warga, dan termasuk istriku meminta maaf dihadapan umum.
Tetapi apakah jera setelah itu? Tidak.... Bahkan hingga tahun ini 2020, sudah ada 5 pria total nya ia berganti pasangan. Tahun ini aku sedang mengajukan cerai. Betapa sulitnya pria bila mengajukan cerai. Tidak semudah wanita, apalagi dengan bumbu KDRT sudah pasti mudah. Sedangkan aku, susah sekali. Sakit hati rasanya melihat kondisi ini.
Laki laki mana yang tahan dengan kondisi seperti ini. Rasanya seperti digergaji, otak melepuh, emosi selalu naik turun dan tidak ada gairah hidup. Sia-sia kuberjuang dengan sungguh-sungguh demi istri. Aku kerja banting tulang hanya untuk istri. Tetapi ia malah menggunakan hartanya untuk menyenangkan pria lain. Sungguh diluar nalar dan kejam. Masihkah aku disalahkan sebagai pria? Pantaskah aku mendapat balasan seperti ini atas kesetiaanku?
Aku tidak pernah selingkuh, tidak pernah main cewek. Aku fokus kerja, semua demi istri dan calon anak yang aku selalu mengharapkannya. Setidak adilkah hidup ini?
*bersambung..
kalau pas TS ketemu sama sahabat ane lagi.